Laman

Rabu, 16 November 2011

Tips Menjinakkan Meretua

Mejinakkan meretua yang bawel itu gampang. 

Apakah anda pernah dihajar meretua seperti di film tersanjung: di tendang ke Wc dan di siram dengan air macam anak tiri? Atau anda di guna-guna meretua: meretua anda menyimpan boneka dengan nama anda; yang pada malam-malam tertentu selalu dipencet-pencet pake jarum, hingga anda kesakitan? Dan apakah anda pernah mengalami dibanting, di suruh gosok gigi pake sabun colek, di suruh makan cepat-cepat, disuruh telanjang keliling komleks dan joget India? Kalau kalian pernah mengalami hal ini, dan anda tidak sadar, percayalah bila anda sedang mengalami gejala penganiayaan dari meretua. Percayalah dengan sepenuh hati kalau anda sedang tida baik-baik saja. Percayalah, itu sudah seperti penyiksaan Khemer Merah, Pol Plot, dan kamp konsentrasi pada masa Soviet berkuasa.
Kalian (dalbowan dan dalbowati) pernah diperlakukan begini rupa? Kalian suka diperlakukan macam ini? Pakde sih ogah. Oleh karena itu, bagi kalian yang sedang bermasalah dengan meretua anda, sebaiknya meluangkan waktu sejenak, menyiapkan camilan dan membaca artikel Pakde: tips mendapat simpati meretua. Tips ini pernah diterapkan Obama ketika belum jadi presiden dan jutaan orang yang menjadi murid resmi, kontrak, dan fans Pakde. Dengan mengikuti tips ini, persoalan anda dengan meretua akan bisa teratasi dengan baik tanpa timbul masalah baru.

Karena ini adalah jaman Facebook, sudah semestinya anda mengakhiri kebiasaan purba anda ke dukun. Itu tidak masuk akal. Oleh karena itu, ikuti saja tipsnya pakde.
Baiklah, Pakde tidak akan berlama-lama lagi. Langsung saja.
Pertama, kita analisis dulu apa yang menjadi penyebab meretua anda geregetan dengan anda. Apa yang salah dari diri anda. Ini alasan sederhana – kesalahan kecil tapi dampaknya besar – yang tidak pernah anda sadari. Kesalahan apa saja itu:
1.     Suka bangun agak kesiangan. Misalkan sebagai sebagai menantu yang tinggal di rumah meretua, dan anda bangun jam 12 siang.
2.    Ketika meretua anda masak, anda sering bilang seperti ini: “eh, bu, masaknya jangan kelamaan ya, sebentar lagi saya ada arisan.”
3.   Atau ketika ayah suami anda sedang mencuci mobilnya, dan anda bilang seperti ini: “Mang Karjo, mobilnya cepet ya. Nyuci aja kelamaan. Tau nggak, sekarang itu senin, jadi macet. Cepet selesaikan nyucinya dan anterin saya ke kantor.” Kata anda sambil meninggalkannya berlalu dan menggumam: “dasar keluarga yang aneh”.
4.     Ketika anda sedang memasak sayur sendirian, tiba-tiba anda memasukkan sendal, celana dalam, dan kutang ke dalam sayur. Dan saat menuangnya di mangkok meja, sendalnya anda ikutkan juga.
5.      Jarang ganti baju hingga tiga bulan. Sehingga baunya menggangu sekali.
6.      Kalau abis ee, atau boker, anda sering kelupaan menyiram.
7.  Anda sering bermain-main dengan bulu ketek anda, menaruhnya di sarapan meretua anda, atau memamerkan bulu ketek anda kepada meretua.
8.     Bila anda seorang perempuan yang iseng dan suka memberi kejutan, jangan suka memasukkan tikus ke dalam laci meretua anda, atau memasukkan kingkong dalam lemari pakaian.
9.     Atau anda suka mengageti meretua anda ketika ia makan.

Nah, pernahkan anda melakukan hal itu? Coba pikirkan terlebih dahulu. Kalau benar anda sering melakukan hal itu, segera saja anda merubahnya. Atau bila anda suka melakukan hal di atas sebagai bagian rasa cinta anda, dan anda ingin meneruskan. Tidak masalah sih, asal bisa tetap memakai resep Pakde. Atau kemungkinan terakhirnya: anda tidak pernah melakukan hal diatas, tapi anda memiliki wajah yang “temonyo” (wajah yang menerbitkan hasrat untuk menyiksa). Jangan bersedih. Pakde ada di pihak kalian. Cup cup muach + telor.
Jadi ini yang harus anda lakukan:
1.      Rubah wajah anda, make over wajah anda yang temonyo, menjadi begitu kharismatik macam Pakde. Caranya terserah. Bisa ikutan MTV make over, atau ikut program kecantikan. Silahkan.
2.   Jadilah kebanggaan di keluarga  besar suami, atau istri. Caranya dengan menjadi ngetop macam norman. Atau bisa juga baca di sini.
3.      Jadilah menantu yang perhatian; menantu yang senantiasa memberikan perhatian-perhatian kecil namun hangat. Misalkan: kirimi meretua anda sms singkat untuk menanyakan kabarnya. “Pak/ bu, sudah boker atau belum?”. “Pak/ bu, jangan lupa kalo abis boker di siram ya. Bapak/ ibu kan udah tua, masa ee aja gak mau siram.”. “Pak/ bu, jangan lupa bayar tagihan listrik. Saya sedang ada meeting dengan petinggi ASEAN.”. “Pak/ bu, jangan lupa ganti celana dalam. Inget pak, bu, pernah sakit gatel-gatel di selakangan, kan? Makanya jangan bandel kalo di ingetin ganti celana.”. “Pak/ bu ikan asin di meja di habisin aja gak apa-apa. Kan bapak, ibu sedang masa pertumbuhan. Jangan pikirin aku deh, nanti aku makan di restaurat aja.”. “Pak/ bu, kalau makan, sendoknya ama garpunya jangan di makan ya. Nanti keseleg. Repot kan? Kalau sendoknya gak ada, sekop atau paculnya di gudang. Met makan pak, bu. Salam cinta dari menantumu. Muach.”
Kalau anda sudah sering melakukan ini, meretua anda akan melongo dan berpikir: “aduh, menantuku ini sayang denganku, yah. Aku jadi terharu.”. Pasti seneng kan kalian mendapat penghargaan macam itu. Apalagi kalau smsnya tidak hanya sekali. Tapi satu kali sms sampai 30 kali. Ini akan menunjukkan betapa perhatiannya anda, apalagi ini kan musim bonus sms.
Tiga bulan anda melakukan hal ini, pakde jamin langsung disayang meretua. Diam-diam, Pakde sebagai seorang guru + artis + tokoh, akan mengirim sms pada anda: “cuit cuit cuit, ciyeeee, yang lagi di sayang meretua. Ihir. Ihir. Asolole.”
Pasti menarik, kan? Kalian akan menemukan fakta baru, bahwa Pakde ini baik sekali.
4.     Kalau meretua anda sering marah, ada indikasi meretua anda sedang kena sindrom krisis eksistensi. Ya, mereka butuh pengakuan dari anda. Dan anda harus over melakukan hal ini. Buktikan anda sangat bangga memiliki meretua seperti dia. Maka apa yang harus anda lakukan:
Setiap kali anda keluar bersama meretua anda ke pasar, ke mall, atau ke mana saja. Maka kenalkanlah meretua anda kepada seluruh orang yang anda temui. “Eh, mas, tau gak, ini meretua saya lohh. Dia baik beudz getoh. Ye ye ye, aku bangga punya meretua kaya dia. Kenalin nih. (pastikan tatap wajah meretua anda dan segera persembahkan sebuah senyum tulus) pak, bu, ini kawan saya TK, dulu.”
Lakukan itu dengan siapa saja. Misalkan di gang kampung ketemu penjual siomay, penjual bakso, bubur ayam, penjual nasgor. Atau pas di mall dan ketemu orang berdasi yang kelihatannya kaya. “woey kemana aja loh? Masih jadi babu negara? Gilaa lo, udah sukses sekarang, ya. Dulu kamu jual es cendol kan? Ah diem aja, sungkan ama meretua gw ya? ya udah deh, kenalin. Ini meretua gw.”
Itu bisa dilakukan dengan orang yang tidak anda kenal sekalipun. Intinya sok akrab saja. Ini akan menimbulkan kesan: “ternyata anak saya banyak kenalan orang-orang sukses ya.” Anda pasti seneng kan? Ya iyalah. Pakde getoh.
Tapi kalau meretua anda tipikal religius, cari di sepanjang perjalanan: cari orang yang pake surban tokoh kiyai di serial Mak lampir. Langsung aja sok kenal dan datangi dia “Assalamualaikum, kawan. Aduh, sudah jadi ulama besar, ya. Alhamdulillah kalau begitu. Ngajinya masih lanjut, kan? (sebelum dia mengap mau ngomong) teruskan apa yang sudah saya ajarkan padamu. Ingat, waktu dulu kamu masih bandel pas lagi di suruh ngaji. Aku yang nyadarin kamu dan mengajarimu. Dan sekarang sudah sukses ya. Eh, kenalin ini meretua saya.”
Waktu itu, meretua anda akan langsung sakit jantungnya kumat. Dia akan terkesima, dan menganggap anda adalah guru dari ulama besar. Dia akan memperlakukan anda layaknya seorang guru yang sudah menghasilkan orang-orang besar.
Itu juga bisa anda lakukan pada pastor, pendeta, dll. Saat anda sudah praktekkan rumus ini, anda pasti langsung disayang. Co cweeeeeet ahhhh.
5.     Orang pelit dimusuhi negara. Ingat itu! Sama halnya dengan kehidupan rumah tangga dan menghadapi meretua bawel yang matrealistis. Ingat, jangan di jitak kepalanya. Itu bisa kontra produktif nantinya. Kalian sudah kebelet melakukan itu, kan? Nah, sebaiknya jangan. Demi Pakde yang imoet ini, jangan lakukan itu. Bisa berabe. Beneran. Sumpah. Tapi, cobalah rumus Pakde yang satu ini.
Intinya stereotipe orang pelit akan hilang dengan sikap kedermawanan. Seperti perhatian dengan kebutuhan orang di sekitar keluarga besar anda.
Pada adik ipar anda yang masih sekolah: “Adek mau berangkat sekolah, ya? Sini, mas/mbak mau kasih tambahan uang saku buat kalian. Pasti uang sakunya kurang, kan? Nih, aku kasih. (pastikan meretua anda melihat) Jangan lupa dibagi-bagikan ke temennya, ya? Kalau temennya lagi gak bisa makan, jangan lupa dibagi ya. Pinter deh adik mbak/mas ini.”
Nb: nominal yang harus anda berikan
SD                    500
SMP                 1000
SMA                 1500
Kuliah               2000

Pastikan sebelum memberi, injak kakinya untuk antisipasi dia banyak omong dan rewel.

Di depan nenek/ kakek suami/istri anda yang sedang sakit, kasih dia uang 3000 saja. “Nek/ kek, nih sekedar dari saya untuk suntik dan beli obat. Makanya kakek/nenek jangan suka ujan-ujanan sama anak kecil. Jadi sakit, deh. Trus, jangan suka makan ciki lagi, ya, nanti batuk. (senyum)”
Nah, mengetahui hal ini, meretua anda akan langsung ke kamar. Menangis sejadi-jadinya karena merasa bangga punya menantu macam anda. Agar efeknya lebih dramatis, segera datangi meretua anda ke kamar dan memeluknya. “Sudahlah Pak/ bu, tidak usah seperti itu. Aku iklas kok ngelakuin semua itu. Cup cup cup, jangan nangis, ya. Bapak/ ibu, mau di kasih uang jajan juga, kah? Nih, buat nambah belanja atau beli rokok. (selipkan 5000) Jangan bilang nenek, ya, nanti nenek ngiri.” (mengedipkan mata)
Saat itu meretua anda, akan langsung menangis semakin histeris. Jangan gusar, mereka sedang bangga dan bersukur memiliki menantu seperti anda.
6.     Kalau meretua anda senang baca dan punya email. Segera print out kan semua artikel pakde. Mereka pasti seneng, dan sekaligus sarankan mereka untuk berlangganan artikel Pakde. Hmm, saya jamin meretua anda pasti menangis guling-guling karena merasa girang.

Oke segitu saja dulu, ya. Pakde sekarang sedang sibuk dan ada keperluan lain di Surabaya. Rencananya mau menemui kawan Pakde dari Somalia yang mau datang berkunjung. Salam manis dari Pakde. Miss u, muach.

Salam manis

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan memaki, kritik, saran. Bebas ngomong.