#Perihal
”Bunuh diri”#
”Lho.. Bukannya kamu
ini sudah meninggal? Kok masih di sini?” Ujarku, terbata-bata karena masih
tidak percaya dengan apa yang aku lihat.
”Kalau iya, memanginya
kenapa? Apa hanya kamu saja yang boleh ngopi di sini? Kemudian cuma orang hidup
saja yang boleh ngopi? Kamu masih hidup
tapi belum tentu jiwanya hidup, masih mending saya kalau begitu. Dan kamu tidak
berubah, ya, tetap njancuki seperti
dulu. Macan dalam dirimu itu belum benar-benar mati,” ujarnya, sembari memesan
kopi dan mempersilahkan seseorang yang ada di sampingnya.
Tapi, sepertinya aku
kenal siapa orang yang dibawa kawanku ini. Dari badannya yang tambun dan
kacamata tebal dan kemeja batik. Kalau tidak salah, dia itu....