Laman

Senin, 01 Juli 2013

telah kukosongkan

telah aku kosongkan jalan menuju kebun hijau hanya agar desa disebalik hatiku tetap suwung; keramat dengan bau kembang jambu, djarum super, dan bau shampo di rambutmu. sepi dan mimpimu punya muara sampai ke buku catatanku, isi kepala dan sebuah keinginan nyelempit untuk kawin sebagai lelaki. jadi, apa aku salah bila mengosongkan jalan desa untuk kita berdua saja? sebuah tempat tanpa alamat, tanpa runyam RT/RW dan semua anteknya yang membuat malam pengantin jadi semacam rutinitas bromocorah priuk.

telah aku kosongkan jalan-jalan di sepanjang malam sampai ke pagi untuk menjagamu bila kau terbangun malam-malam. aku di tempat yang sama --- menulis stensilan dan berpuisi --- membohongi perutmu yang lapar dengan kata-kata. cintaku bukan tanpa modal, sayang. hanya aku kerap tak punya banyak uang untuk beli kursi presiden dan duduk di sana seperti bandit. sudah tentu kau jadi ratu banditnya. ya, sayang. menjagamu dan menterjemahkan mimpimu agar kau tetap seperti kucing bila aku mengelus rambutmu.

telah kukosongkan semua dermaga agar hanya agar kapal-kapalnya tak berhenti mengirim kontainer-kontainer eropa ke kamarmu, kamar kita. melancong seperti turis yang keblinger. memesan wedang jahe dan pura-pura mabuk seakan-akan telah menenggak ciu satu kulkas. hmmm, ya, sayang. kontainer yang penuh dengan mimpi-mimpi khas penduduk dunia ketiga.

telah kukosongkan kedunguanku untuk bertahan dan senang dengan hidup yang senin kamis. sebab aku ingin.... sudahlah, kau mengerti. kau selalu naik kelas, bukan? tentu tak sulit memahami.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan memaki, kritik, saran. Bebas ngomong.