Laman

Minggu, 14 September 2014

(Mungkin) Ada Doa dalam Teater



Mungkin “Naskah Abydos” yang ditemukan I Kher-nefret, salah seorang pendeta Mesir, hanya sebuah permulaan dari naskah teater yang dipentaskan untuk sebuah ritual. Tidak penting naskah itu adalah awal atau bukan, tapi yang jelas sejarah mencatat demikian. Dalam naskah yang diperkirakan telah dimainkan sejak 5000 SM, telah menggambarkan kehidupan dunia di jaman itu.
Dari properti yang ada dalam naskah Abydos seperti kapak, tameng, tombak dan sejenis perlengkapan lainnya jelas menunjukkan bila dunia telah berperang begitu lama. Dan naskah Abydos adalah sebuah penjelasan bila perkelahian tidak hanya butuh untuk sekedar dicatat, dijelaskan, dan dimainkan kembali. 

Mungkin istilah “sejarah mungkin berulang” adalah sebentuk cita-cita yang dilambangkan dan dimainkan dalam teater. Karena pada hakikatnya setiap naskah yang akan dimainkan haruslah dihafal, dihayati, dan dimainkan kembali dengan berbagai properti agar cerita dan pesan yang ingin disampaikan lebih mengena kepada penonton. Dan siapapun yang menulis naskah Abydos telah meramalkan bila sejarah akan berulang, sehingga untuk itu ia ingin yang memainkan naskahnya mentasbihkan; menghafal; memainkan; dan berdoa  dan “menjadi”.
Dari waktu ke waktu, teater masih saja sama seperti yang sudah-sudah: meramalkan, menancapkan sebuah peristiwa dan pesan dalam benak penonton serta menyambut pengulangan sejarah yang akan berulang di masa mendatang. Dan pengulangan yang terjadi selalu klasik: perang, kekuasaan, tawa getir, kemiskinan, serta ratap tangis kehilangan.
Tapi mungkin kehadiran teater mahasiswa hari ini (yang asal jadi) adalah sebentuk antitesis dari teater sebelumnya, baik di masa Mesir kuno, Yunani, Romawi dll. Kalau teater diibaratkan sebuah keseriusan dalam berdoa di atas panggung agar sejarah berulang, teater mahasiswa adalah sebaliknya: bermain-main dalam doa.
Terus terang kami (masyarakat GOA) bersyukur karena teater dimainkan dengan asal-asalan. Semoga kepedihan sejarah-sejarah kemanusiaan tidak lagi berulang. Amin.  

Citra D. Vresti Trisna

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan memaki, kritik, saran. Bebas ngomong.