Laman

Rabu, 28 Maret 2012

# Tai Kucing 4

Karena hidup “mesti” punya tujuan yang harus diperjuangkan. Mungkin perjuangan itu sebentuk pengecualian yang prinsipil dan terlalu sensitif untuk di singgung. Lalu dimana posisi persahabatan? Apakah ia sebentuk ruang teduh yang tersendiri? Apakah persahabatan selalu melintasi batas dan pengecualian-pengecualian untuk sesuatu yang kita perjuangkan? Kalau benar sekarang sudah tidak ada lagi ruang prifat, lalu bagaimana kita bisa menjawab: apa yang sekarang kau yakini; yang kau perjuangkan?

Praktek persahabatan selalu lebih kompleks dari definisi—sesuatu yang cepat menjadi hipokrit ketika kita  terbentur di ruang praksis—yang bebas sama sekali dari teori dan konsepsi. Bukankah selama ini kita menjalani persahabatan di ruang definisi; yang bisa saja menjadi busuk saat kita terbentur...

3 komentar:

nenghepi mengatakan...

Bahasanya dalem, Mbak..
Hem, iya, ni, baru nyadar juga ternyata aku juga menjalanai persahabatan dalam ruang definisi..
Aduh! -_-"

Citra D. Vresti Trisna mengatakan...

Terimakasih untuk kunjungan baliknya. Tapi pasti lebih keren kalo neng hepi, panggilnya "mas" aja. Ini cowok asli dan sangat normal.

sekali lagi terimakasih

Anonim mengatakan...

huahahahah... sepertinya ada kesalah pahaman gender dengan namamu

Posting Komentar

Silahkan memaki, kritik, saran. Bebas ngomong.