Laman

Jumat, 09 Agustus 2013

#4 Selamat Ultah Universitas LPM Spirit Mahasiswa, fakultas trunojoyo

Spirit Mahasiswa


Kami adalah generasi rumah sakit jiwa. Mungkin karena itu kita (hampir) tak pernah kepikiran untuk menyerahkan hidup kami pada rumah-rumah gila. ‘Kemapanan’ punoutput pasar manusia (Trunojoyo)kami masuki dengan malu-malu.

Selamat ulang tahun Universitas LPM Spirit Mahasiswa, Fakultas Trunojoyo.  

Kampus Spirit Mahasiswa, ‘Rumah’ kami itu tak sebesar dapur kuno rumah nenekku di Kabupaten Nganjuk.

Oya, tahun ini saya tidak wisata lebaran di Nganjuk karena nenekku yang akan kemari. Aneh rasanya, di sini aku merasa seperti tidak ikut-ikutan pesta orang-orang lebaran. Rasa-rasanya pulang ke Nganjuk itu seperti naik haji. Mungkin rasanya tak jauh berbeda dengan beberapa orang-orang di lereng Gunung Bawakaraeng yang merasa telah naik haji bila telah mendaki  Gunung ini. Dan setiap orang bebas ingin naik haji ke mana. Atau saya sebut saja perjalanan spiritual karena takut saya digebukin ‘preman berpeci’. Karena, menurutku, kita bebas akan berjalan ke mana untuk kembali bertemu puncak paling suwung dalam batin kita, dan itu bisa ke Kremil, Dolly, di dalam rok gadis korek api, atau ke mana saja tempat engkau bersunyi-sunyi. Maka seperti ada yang kurang bila dalam satu tahun saya tak ke sana untuk menyepi, di tempat yang sebenarnya telah jauh ramai lima belas tahun terakhir ini.

Bingung bagaimana saya harus bersunyi-sunyi, maka saya teringat salah satu rumah sunyi saya di Madura sana: universitas SM. Saya juga hampir terlupa kalau tidak di ingatkan oleh si pipit, pacarnya Ghinand Salman (sekarang salah satu staf dosen di universitas SM), bila di tanggal 8 Agustus adalah ulang tahun kampus. Mungkin hanya saya saja yang pikun, atau yang lainnya juga. Karena melupakan ultah kampus adalah hal yang wajar bagi sekumpulan warga RSJ.

Tidak peduli SBY, Anas Urbaningrum atau bahkan anak dari iblis paling tenar pun akan lupa diri bila berada di dalam ruang utama kampus kami. Waktu akan berjalan labih cepat dari biasanya. Bila kau masuk selama lima menit (waktu dunia nyata), kau akan merasa berada di sana lima tahun. Ini nyata, lho. Sumpah (nipu)!

Dulu, sewaktu saya menjadi dosen di kampus itu, hobi saya adalah nyempil di pojokan, di samping rak buku. Bila jam-jam kuliah tiba, mahasiswa saya akan datang membawa kopi dan beberapa rokok eceran sebagai mahar untuk satu mata kuliah. Maklum, kampus ini tidak kecipratan dana besar seperti halnya Fakultas Trunojoyo. Selain itu, setahu saya, rata-rata mahasiswa kami adalah warga yang nama bapaknya terdaftar sebagai penerima raskin, karena tidak pernah terbukti membayar uang kuliah pada kami para pengelola universitas. Mereka memboros-boroskan uangnya untuk jadi kambing congek Fakultas Trunojoyo. Apa itu ndak gila?

Tapi, saya dan beberapa kawan: bunga boid, bunga JR dan bunga Firman (bukan nama sebenarnya) adalah guru tamatan sekolah rakyat yang hidupnya senin kamis karena tak menerima gaji. Bahkan gembel-gembel yang menumpang tinggal di kampus pun tak pernah membayar se sen pun. Saya pribadi sudah menganggap orang-orang di kampus ini sudah seperti keluarga. Tidak ada lagi privasi untuk kami kecuali hutang makan, kopi, rokok, dan ongkos pacaran yang harus ditanggung masing-masing.

Setiap harinya, kalau kami benar-benar menganggur dan tidak ada kerjaan, kami buat buletin gratis untuk jadi lap tangan di kantin sehabis makan gorengan ketimbang sisa minyaknya harus mengotori jeans atau baju. Tak banyak yang tau isi buletin itu adalah informasi, isu terkini dunia waras Fakultas Trunojoyo. Warga Fakutas Trunojoyo dan para dosennya tidak seberapa tau soal apa itu media alternatif. Tapi, yang paling mereka tau SM adalah sebentuk aliran sesat mambu Nasakom; organisasi bandit yang bikin humas Fakultas Trunojoyo sulit cari mahasiswa.

Mungkin karena sudah terlanjur terasing dan menerima dengan pasrah bongkokan labeling yang mereka sematkan pada kita. Ya, kita—baik warga Spirit Mahasiswa atau Fakultas Trunojoyo—adalah produk gagal dan korban ukuran hidup masyarakat dunia ketiga. Maka, sebagai tindakan eskapis kongkrit, Fakultas Trunojoyo membuat penelitian-penelitian yang menggarami lautan dan menumpuknya sebagai sesuatu yang lebih keramat dari tanah kuburan dalam dompet. Berbeda dengan kami warga universitas SM. Sebagai warga sakit akal, ketimbang harus hidup setres macam itu, kami menghabiskannya dengan iseng-iseng belajar jurnalistik sebagai formalitas, main game, nongkrong ber jam-jam di warkop, berkeliling kota dan bertemu banyak orang, saling tukar koleksi bokep, joget ndangdut di karaokean rakyat, dll.

Hidup bagi orang yang sedang tapa nggendeng memang berliku, rumit dan tidak masuk di logika kemapanan model manapun. Untuk logika kewarasan modern, orang-orang macam kami yang berjalan ke titik nol, adalah  orang-orang yang perlu untuk dijauhi. Mengingat mereka sangat membahayakan martabat orang waras. Mungkin diam-diam mereka juga mewanti-wanti anak cucunya agar jangan sampai memilih menantu orang macam kami.

Tapi, kehidupan irasional di SM juga kerap menemui protes dari warga dalam kampus universitas SM. Ada sebagian dari mereka yang menganggap kita menghalangi cita-cita luhur dari orang tuannya untuk bisa kaya dan punya posisi di PNS. Ada juga diantara mereka yang tidak kuat dianggap gila hingga akhirnya kabur dan menjalani kehidupan normalnya sebagai mahasiswa F. Trunojoyo. Ada juga yang takut nama baiknya hancur, ada yang takut sulit lulus, ada juga yang takut tidak dapat jodoh, ada yang takut sulit dapat beasiswa. Sangat beragam dan njancuki alasan mereka. Tetapi, bagi warga dalam yang sangat loyal, hal demikian adalah sikap wajar dan bentuk pertaubatan yang baik. Kita tidak menyalahkan mereka, hanya terkadang sedikit nggerundel sembari mempertanyakan: siapa sebenarnya diantara kita ini yang benar-benar sakit, kami atau mereka.

Terkadang, kalau sedang menemui jalan buntu. Kami memiliki cara masing-masing untuk mencari ‘petunjuk’. Kalau saya, lebih sering berjam-jam duduk di depan sawah, atau yang lebih greget adalah nongkrong lama di WC dan membuat penghuni sekertariat lain resah menunggu.

Dulu, kalau aku sedang di kampus lain, aku kerap berpikir: mengapa aku betah berlama-lama di ruangan yang tak selebar dapur nenekku? Kalau dilihat dari sejarahnya, aku ini juga bukan siapa-siapa di SM. Dulu, waktu awal-awal terbentuk dan beberapa waktu mandek, aku yang sedang tidak ada kerjaan diajak untuk jadi litbang. Waktu itu, entah demit dari mana yang sedang ikut campur dan akhirnya aku meng-iyakan tawaran mereka. Saat sedang berkumpul, beberapa kawan mempercayakan (baca: gak onok liyane) jabatan pimpinan redaksi padaku. Dan saya terima dengan senyum nyengir geli.

Saya juga ndak tau playgroup SM ini akan bertahan sampai kapan. Yang jelas, saya yang sudah lulus ini semi-semi pasrah: kadang-kadang liat, kadang-kadang cuek. Kecintaan pada sesuatu memang irrasional dan mistis. Meski saat-saat akhir sebelum menjelang lulus ada juga sisi dramatiknya. Rasa-rasanya ingin kupeluk mahasiswaku seraya berkata: sebenernya saya ini sayang dengan kalian meski kalian ini barbar dan tengik. Terlalu banyak cerita di sana.

Kalau hari ini adalah ulangtahun universitas, saya berterimakasih pada Tuhan bila lebaran tahun ini harus jatuh tanggal 8 Agustus. Sebuah kondisi yang harus membuat lebaran tahun ini gagal nyelempit ke Nganjuk, kampung mami saya :D Dan seharian ini pun saya habiskan dengan nostalgia melihat foto-foto lama sewaktu saya masih jadi warga. Meski sayangnya tidak ada yang bisa mengalahkan ‘kesunyian’ WC kampus saya.
Apa kabar guling saya di SM? Guling itu pasti sudah diperkosa oleh banyak warganya yang kebelet kawin. Juga ternoda dengan iler serta daki para warganya yang jarang mandi.

Apa kabar tulisan-tulisan orang kalah di dinding? Apa kabar papan tulis reot? Apa kabar komputer? Apa kabar rak buku? Apa kabar WC? Apa demit-demit di sana merindukanku? Apa mahasiswa pisang goreng F. Trunojoyo merindukanku? Apa kabar dosen-dosen yang juossssSempakTogogKotoskotos, semoga  cepat kaya, ya? Apa kabar gang dolly gang texas trunojoyo? Apa kabar preman-preman parkir? Apa kabar preman kampus? Apa kabar sawah?
Selamat ulang tahun SM.


Cdv_t


Omah’e pak’ku, 8 Agustus 2013 


Baca juga: #3 Kenangan Kondom Untuk "R"

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan memaki, kritik, saran. Bebas ngomong.