Laman

Jumat, 17 Oktober 2014

Oktober Ceria buat Tulus H






































Mungkin, di matanya Oktober berjalan terlalu lambat. Gelap. Saya ingin menghiburnya: bercerita tentang apa saja yang membuat dia (sedikit) lupa. Atau mengunjungi warung paling tengik untuk memesan kopi terpahit. Tapi, cerita apa yang bisa menghapuskan bertahun-tahun waktu yang lewat dengan rindu. Juga selubung gelap dari matinya logika karena menyadari: cinta adalah perkara siapa yang datang dulu serta angka-angka yang (semua orang pikir) membuat dunia jauh lebih terang. Dan warung macam apa yang bisa mengobati penantian panjang yang berujung kata "maaf".


Peduli setan siapa yang bakal jadi juara. Dia cuma manusia yang (mungkin) tak sabar menanti kebaikan Tuhan pasca kehilangan ada di depan mata. Sejak dulu luka adalah luka. Diungkapkan atau tidak. Meski setelah luka, tangis tertahan jadi punya makna. Dan untuk lelaki macam kita terlampau sering bertepuk sebelah tangan. "F" sekali, bukan?

Piye maneh, lek. Dilakoni ae.

Pak erte

3 komentar:

iskak mengatakan...

mas yang tampil kog cuma 2 paragraf thok.

Citra D. Vresti Trisna mengatakan...

Memang aku nulis 2 paragraf. hehehehe

Unknown mengatakan...

Aku juga mau pak erte berbagi sedikit cerita di blog mu :)

Tombol

Posting Komentar

Silahkan memaki, kritik, saran. Bebas ngomong.