Mungkin,
di matanya Oktober berjalan terlalu lambat. Gelap. Saya ingin menghiburnya:
bercerita tentang apa saja yang membuat dia (sedikit) lupa. Atau mengunjungi
warung paling tengik untuk memesan kopi terpahit. Tapi, cerita apa yang bisa
menghapuskan bertahun-tahun waktu yang lewat dengan rindu. Juga selubung gelap
dari matinya logika karena menyadari: cinta adalah perkara siapa yang datang
dulu serta angka-angka yang (semua orang pikir) membuat dunia jauh lebih
terang. Dan warung macam apa yang bisa mengobati penantian panjang yang
berujung kata "maaf".
Peduli
setan siapa yang bakal jadi juara. Dia cuma manusia yang (mungkin) tak sabar
menanti kebaikan Tuhan pasca kehilangan ada di depan mata. Sejak dulu luka
adalah luka. Diungkapkan atau tidak. Meski setelah luka, tangis tertahan jadi
punya makna. Dan untuk lelaki macam kita terlampau sering bertepuk sebelah
tangan. "F" sekali, bukan?
Piye maneh, lek. Dilakoni ae.
Pak erte
3 komentar:
mas yang tampil kog cuma 2 paragraf thok.
Memang aku nulis 2 paragraf. hehehehe
Aku juga mau pak erte berbagi sedikit cerita di blog mu :)
Tombol
Posting Komentar
Silahkan memaki, kritik, saran. Bebas ngomong.